Saturday, May 4, 2013
GOOD LEADER OR GREAT LEADER ?
Pada Ahad, 5 Mei 2013 seluruh rakyat Malaysia yang berumur 21 tahun dan berdaftar sebagai pemilih akan berdatangan di tempat pengundian untuk memilih wakilnya. Dari sisi penguatan demokrasi, tentu diharapkan para pengundi tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang hanya datang sekali dalam lima tahun. Tidak akan melepaskan haknya, sebab nasib kelangsungan pembangunan dan perwujudan kesejahteraan rakyat lima tahun ke depan akan ditentukan pada 5 Mei ini.
Rakyat harus memilih pemimpin yang “good leader” atau pemimpin yang baik lantaran dipercaya mampu mewujudkan janji-janjinya dan punya masa lalu yang bersih dari indikasi rasuah. Ciri pemimpin good leader antara lain ingin berkorban untuk rakyat, berkarakter melayani, mementingkan kepentingan umum, mengenepikan kepentingan peribadi, jujur, adil, dan bijaksana.
Jangan pilih pemimpin “great leader”, iaitu pemimpin yang meletakkan ambisius di depan untuk mencapai tujuannya, lebih mementingan kepentingan peribadi dan kelompoknya berbanding kepentingan rakyat. Pemimpin yang berciri ''great leader'' mempunyai banyak cara untuk meraih simpati rakyat. Misalnya, menjanjikan sesuatu untuk kepentingan rakyat tetapi hanyalah terpaksa dilaksanakan kerana situasi yang terdesak.
Seorang pemimpin yang “berkarakter melayani rakyat” sangat susah dicari sekarang ini. Yang banyak hanyalah (calon) pemimpin yang berperilaku elitis, punya gaya hidup yang menunjukkan perbezaan antara langit dan bumi dengan kehidupan kebanyakan rakyat, atau hanya “berhello dalam memberi salam” kepada rakyatnya di waktu memerlukan suara rakyat untuk kelangsungan kekuasaannya atau meraih kekuasaan. Apabila terpilih, sifat melayani dengan mengunjungi rakyat seperti ketika mencalonkan diri sudah dilupakan dengan berbagai alasan kesibukan.
Dalam konteks pemerintahan yang baik dan bersih (good governan dan clinck governan), mendatangi rakyat secara langsung selain sebagai bentuk pelayanan terbaik, juga menutup peranan para pegawai yang senang membuli dan memeras rakyat. Mereka hidup laksana dendalu pada pohon bernama proses pengambilan kebijakan seperti dalam tender projek, dan dalam pemberian beraneka kemudahan bagi rakyat. Malah ada pasukan sukses yang berperanan sebagai calo projek dan calo jabatan atau tiba-tiba menjadi pengusaha 'kilat'.
Bagaimana cara rakyat memilih pemimpin yang good leader di tengah aneka perilaku yang saling memojokkan? Bagaimana rakyat harus bersikap akan ditentukan pada 5 Mei 2013. Lebih dari itu, rakyat harus berkaca pada kempen yang menjual untuk kebahgiaan bukan sahaja di dunia tetapi untuk akhirat. Kesalahan bersikap lantaran terpedaya atau terjebak pada ilusi dan janji, yang akhirnya akan menimbulkan penyesalan.
Pelbagai penyalahgunaan wewenang yang berakar umbi rasuah dan pengingkaran janji kempen, tentu sudah dapat dilihat pada 'track record' dari calon yang bertanding. Rakyat pemilih dapat menilai apakah program yang dijanjikan betul-betul dapat dipenuhi dengan melihat kemampuan dan integritinya selama memimpin.
Rakyat harus lebih cerdas dan mempertajam hati nurani, jangan termakan janji-janji kempen yang boleh jadi menyesatkan. Lebih dari itu, jangan hanya menilai berbagai rayuan dari satu sisi, tetapi juga perlu menggali segala informasi di tengah sisa waktu kempen.
Sisa kempen yang ada menjadi momentum penentu, apakah visi-misi dan program yang dijanjikan sesuai dengan fakta atau 'track record' yang diperlihatkan selama ini. Jangan sampai hanya sekadar basa-basi yang mengelabui demi meraih suara rakyat. Tetapi begitulah demokrasi, kita terpaksa harus dipilih salah satunya. Apakah ada di ataranya yang punya karakter melayani dan good leader? Biar rakyat yang menilai, memilah, dan memilihnya, yang penting dilakukan dengan damai.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment