Thursday, May 8, 2014
SABAR DAN TAWAKAL
Di tengah maraknya musibah yang melanda negara kita, banyak sekali seruan ulama dan para tokoh nasional agar kita bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT. Hanya dengan kesabaran dan tawakal, seluruh ujian atau cubaan dan musibah tersebut dapat dilalui dengan baik, membawa kebaikan, dan keberkahan.
Namun, kesabaran dan tawakal kadang kala terlalu mudah diucapkan, tetapi sulit merealisasikannya dalam amalan kehidupan sehari hari. Akhirnya, sabar dan tawakal hanya menjadi slogan dan jargon semata. Bersabar merupakan sifat khas kaum beriman sejati di samping bersyukur sebagaimana disebutkan dalam suatu hadis Nabi yang berbunyi, "Betapa unik sikap orang yang beriman. Semua yang terjadi pada dirinya dianggap baik. Tidak ada sikap seperti itu, kecuali pada orang yang beriman. Jika memperoleh kemudahan dia bersyukur, hal itu dianggap baik bagi dirinya. Dan, jika ditimpa kesulitan ia bersabar, hal itu dianggap baik bagi dirinya."
Dalam kesempatan yang lain, Rasulullah SAW senantiasa mengajarkan orang yang terkena musibah dengan sikap yang paling bermanfaat bagi dirinya, yaitu bersa bar dan introspeksi diri (al-ihtisab), dengan memberikan alasan bahwa sabar dan introspeksi diri akan dapat meringankan musibah dan memperbanyak pahala. Rasulullah juga menegaskan bahwa banyak mengeluh, kesal, dan marah akan menambah beban musibah dan menghilangkan pahala. Rasulullah menjelaskan bahwa tidak ada anugerah Allah yang lebih baik dan lebih luas bagi hamba-hamba-Nya dibandingkan kesabaran. Karena Allah SWT benar-benar mencintai orang-orang yang bersabar. (QS Ali Imran [3]: 146).
Kesabaran tidaklah muncul dengan sendirinya, tetapi ia harus diusahakan dan dibiasakan agar menjadi sifat utama diri. Di sinilah dibutuhkan pengorbanan melawan keinginan hati dan perjuangan menahan nafsu diri.
Yakinlah, dengan bekal kesabaran, dipastikan seluruh persoalan akan selesai dengan cara terbaik. Allah SWT berfirman, "Sungguh Aku memberi balasan kepada mereka pada hari ini karena kesabaran mereka. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang." (QS Al Mu'minun: 111).
Sementara itu, tawakal merupakan pelengkap sejati sifat sabar. Tawakal merupakan kerja hati memasrahkan seluruh ujian dan cobaan kepada kehendak-Nya. Menurut Basyar al-Hafi dan Yahya bin Muaz, tawakal berkaitan erat dengan keridaan kita menjadikan Allah sebagai pelindung dalam kehidupan.
Kehadiran tawakal dalam diri akan menghadirkan kemudahan mengatasi persoalan. Karena kita benar-benar mengharap pertolongan dan kemudahan hanya dari Allah SWT Yang Mahakuasa dan Maha Penolong. Penulis yakin, bila kombinasi kesabaran dan tawakal senantiasa hadir dalam diri dan jiwa setiap manusia, kemudahan dan kesuksesan akan menjadi capaian terbaiknya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang sabar dan tawakal. Amin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment