Tuesday, March 5, 2013

SAMBUTLAH SUAMI DENGAN MESRA.

Seharian bekerja di luar rumah memerlukan tenaga yang luar biasa. Bukan hanya soal jalanan yang selalu sesak dan panas luar biasa, namun juga suasana pekerjaan dan bisnis yang selalu memunculkan cabaran-cabaran baru. Setiap cabaran dan rintangan membuatkan otak berkerut, kepala berdenyut dan tentu sahaja wajah cemberut. Kerananya itu ,waktu pulang biasanya menjadi momentum yang dirindukan, bayangan anak isteri menyambut hangat sudah menghilangkan separuh penat yang tercipta seharian.

Lantas bagaimanakah seorang isteri cerdas dan solehah memahami hal ini ? Lalu segera bersiap untuk membuat program menyambut suami yang istimewa ? Di luar banyak godaan dan cubaan, jangan sampai menyambut suami dengan kain kemban dan masker putih, ditambah pula bau tengit yang tentu  akan mengecewakan dan mengacaukan isi hati suami.
Mari bersama kita mengambil inspirasi dari sebuah kisah Islami yang menggugah jiwa.Syeikh Muhammad Utsman al-Khusyt dalam Al-Masyakil Az-Zaujiyah wa Hululuha menuliskan kisah tersebut. Ini adalah cerita dari Rasullah kepada para sahabatnya.  Rasulullah menceritakan tentang sosok isteri seorang pencari kayu api yang menjadi ahli syurga, kerana perlakuannya terhadap suaminya. Ketika ditanyakan apa yang telah dia lakukan, wanita itu berkata :
“Apabila suamiku pergi mencari kayu api aku merasakan betapa beratnya ia mencari nafkah. Aku merasakan betapa ia haus di pergunungan. Untuk itulah setiap kali ia pulang, aku selalu menyediakan air sejuk yang terus diminumnya apabila ia pulang. Aku menyusun dan mengatur rumah serapi mungkin. Aku menyediakan makan untuknya. Aku memakai pakaian terbaik yang aku miliki untuk menyambut kedatangannya. Waktu suamiku memasuki rumah, aku menciumnya penuh kerinduan. Aku serahkan jiwa ragaku untuknya.Aku menyiapkan jika ia ingin beristirahat dan aku selalu berada  dekatnya, sehingga setiap saat jika ia menginginkanku aku ada disampingnya.”
Sahabat Muslimah yang selalu optimis, mungkin terasa berat jika kita membayangkan seluruhnya harus diamalkan hari ini juga, atau satu paket sekaligus. Jelas lebih berat, kerananya akan terasa ringan jika cuba kita wujudkan satu persatu, bertahap, dan lama-lama akan menjadi kebiasaan. Tentu tidak semudah yang kita bayangkan, terkadang ada anak-anak yang meradang untuk diperhatikan. Marilah bersama kita hayati semua sebagai bahagian dari upaya memperoleh kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...