Apabila Lidah Kehilangan Kekangnya
Menjaga tutur kata, adalah satu amal ibadah yang memiliki ganjaran yang amat besar. Hadis Rasulullah SAW ini, "Barangsiapa dapat memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”.
Lihatlah, perhatikanlah, renungkanlah.
Menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya bererti tutur kata kita ini. Apa balasan dari menjaganya? Jaminan syurga! Subhanallah. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (Al Hadis).
Sebenarnya, ada sebuah alasan menarik di sini, mengapa tutur kata menjadi begitu penting untuk dijaga. Kita tahu, setiap ucapan akan melahirkan sesuatu bernama ‘kata’. Kumpulan kata demi kata yang diucapkan akan membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, memiliki kekuatan untuk mempengaruhi, sama ada untuk menjatuhkan, ataupun menggugah semangat.
Kita boleh lihat pada diri Rasulullah. Tatkala terlontar sebuah kata, ataupun kalimat kebaikan, maka serta-merta pendengarnya akan tersentuh. Kata-kata beliau singkat, namun memiliki makna yang mendalam. Kalimatnya penuh dengan kearifan, pengetahuan, dan kebijaksanaan spiritual. Kita juga dapat menilik kehebatan sebuah kata pada zaman sekarang. Lihatlah, sebuah berita dari mulut ke mulut dapat menghancurkan reputasi seseorang.
Allah Berfirman, “…Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat…”(QS Al-Baqarah: 83). Perintah bertutur kata yang baik ini bahkan disandingkan dengan perintah mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Bererti, begitu pentingnya menjaga tutur kata ini.
Pada era globalisasi ini, dapat kita lihat, ghibah menjadi program yang digemari. Ejekan dan caci maki menjadi komoditi utama dalam acara-acara lawak (walaupun mungkin hanya bermaksud untuk bergurau senda). Kata-kata hina dan umpatan menjadi perkataan lumrah bagi masyarakat kita. Padahal, semua ucapan kita akan dicatat oleh malaikat .( QS Qaaf: 18).
Maka, inilah pengaruh akibat kata-kata buruk tadi. Lihatlah moral aanak-anak muda kita, lihatlah akhlak masyarakat kita. Pada masa kejayaan Islam, ulama-ulama kita sangat menjaga adab dalam berkata. Mereka juga banyak menelurkan kata-kata motivasi dan hikmah. Orang-orang sukses dan besar, selalu memiliki kata-kata motivasi dan hikmah.
Wahai teman-teman saudara seIslam, inilah yang perlu kita benahi . Orang yang berakal adalah orang yang ucapannya berada di belakang hatinya. Tiap kali ia ingin berkata, ia selalu bertanya pada hatinya,”Bermanfaatkah kata yang kuucapkan ini?”
~sekian, mudah-mudahan bermanfaat.
No comments:
Post a Comment