Ketabahan Seorang Pesalah Luntur Waktu Memasuki Bilik Eksekusi
Pedang Pelaksana hukuman qisas, Muhammad Saad al-Beshi merupakan hadiah dari kerajaan Arab Saudi. Ia selalu mengasah mata pedangnya agar sentiasa tajam. Bahkan anak-anaknya selalu membantunya membersihkannya.
“Banyak orang terkesan dengan ketajaman pedang ini, yang boleh memisahkan kepala dari badan,” ujar Beshi .Beshi tidak ingin memberitahu berapa ia dibayar oleh kerajaan sebagai pemenggal kerana hal itu merupakan kesepakatan yang harus dirahsiakan. Namun, ia menegaskan bahawa gaji tidaklah sesuatu yang penting.
“Saya sudah sangat bangga boleh menjalankan perintah Tuhan,” ujarnya.Meskipun begitu, Beshi menyebut harga bahawa sebuah pedangnya sekitar 20.000 Riyal .
Sebelum melaksanakan tugasnya, Beshi selalu menemui keluarga mangsa kejahatan, dan meminta agar mereka memaafkan si pesalah. Dan ketika berada di tempat eksekusi, satu-satunya pembicaraan Beshi dengan pesalah hanyalah permintaan Beshi agar si pesalah terus membaca kalimat syahadat sampai kedetik terakhir sebelum dipenggal.
“Ketika masuk ke dalam ruang eksekusi, ketabahan para tahanan yang akan menerima hukuman seolah-olah menjadi runtuh. Lalu saya membaca perintah pemenggalan dan begitu ada tanda, saya menebas kepala penerima hukuman,” tambahnya.
Sebagai senior di bidang “pemenggalan”, Beshi juga diminta untuk menyiapkan penerusnya. Ia kini sedang melatih anak laki-lakinya Musaed untuk menjadi seorang pemenggal yang handal.
“Saya berhasil melatih anak saya sebagai seorang pelaksana hukuman penggal. Ia menerimanya, bahkan sudah terpilih untuk menggantikan saya suatu saat,” ujar Beshi bangga.
No comments:
Post a Comment