Di sini saya lorekkan sebuah Kisah yang penuh hikmah selaras dengan Al-Qur’an & Sabda Rasulullah SWT. Semoga kisah ini dapat menjadi suatu teladan kepada kita semua.
Alkisahnya bermula di sebuah desa, seseorang telah menyebarkan isu bahawa jiran tetangganya adalah seorang pencuri. Akibatnya pemuda, jiran tetangganya itu, ditangkap. Setelah beberapa hari kemudiannya pemuda itu terbukti tidak bersalah. Setelah dibebaskan, ia menggugat orang tua yang salah menuduhnya.
Di mahkamah orang tua itu mengatakan kepada Hakim, “Saya hanya berkomentar, dan tidak membahayakan siapa pun.” Hakim mengatakan kepada orang tua itu, “Tuliskan semua perkara yang telah Anda katakan tentang pemuda itu di atas beberapa helaian kertas. Potonglah, dan dalam perjalanan pulang, lemparkan potongan helaian kertas tersebut. Esok, kamu kembalilah untuk mendengarkan pernyataan.”
Hari berikutnya, hakim mengatakan kepada orang tua itu, “Sebelum menerima pernyataanku, Anda harus keluar dan mengumpulkan semua potongan-potongan kertas yang Anda buang kelmarin.”
Orang tua itu berkata, “Saya tidak dapat melakukan itu! Angin telah meniup dan menyebarkannya dan saya tidak tahu di mana akan menemukan kembali potongan kertas-kertas itu.”
Hakim itu kemudian berkata, “Dengan cara yang sama, komentar sederhana dapat merosak seseorang sedemikian rupa sehingga seseorang tidak mampu memperbaikinya. Jika Anda tidak dapat berbicara tentang kebaikan seseorang, lebih baik jangan katakan sesuatu pun.”
Berikut dalil dalam Al-Qur’an & As-Sunnah yang menegaskan kisah tersebut ;
Allah SAW. berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, nescaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah memperoleh kemenangan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah berprasangka, kerana sesungguhnya sebahagian tindakan berprasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah kamu sebahagian daripada kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Tentu kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [Al-Hujurat : 12]
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (iaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadirs” [Qaf : 16-18]
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab : 58]
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SWT. pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya, bererti kamu telah berdusta atas dirinya.”
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban” [Al-Israa : 36]
“Sesungguhnya Allah meredhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga pula. Allah meredhai kalian bila kalian hanya menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukannya serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya dan janganlah kalian berpecah belah. Dan Allah membenci kalian bila kalian suka berkata tanpa berdasar, banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-nyiakan harta” [1]
“Setiap anak Adam telah mendapatkan bahagian zina yang tidak akan dapat dielakkannya. Zina pada mata adalah melihat. Zina pada telinga adalah mendengar. Zina lidah adalah berucap kata. Zina tangan adalah meraba. Zina kaki adalah melangkah. (Dalam hal ini), hati yang mempunyai keinginan angan-angan, dan kemaluanlah yang membuktikan semua itu atau mengurungkannya” [2]
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya”
“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah SAW., “Siapakah orang muslim yang paling baik ?’Beliau menjawab, “Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.
Demikian beberapa keterangan yang dapat diambil hikmah untuk dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh fitnah.
Diedit semula dari DaulahIslam.
No comments:
Post a Comment